Sunday, March 29, 2009

Earth hour... jakarta.. not really respect about the earth


Sabtu, 28 maret 09 20:30 WIB kemarin seharusnya menjadi silent hour di Jakarta. Namun pada kenyataannya hanya segelintir orang dari jutaan warga Jakarta yang sadar akan bumi beserta isinya. Padahal isu global warming yg sering diperbincangkan, menjadi seperti sebuah 'berita basi'. Penduduk Indonesia cuma bisa beropini (berpendapat) tentang kengerian mungkin terjadi di beberapa tahun berikutnya. Meskipun alam sudah berteriak minta tolong, tetap saja penghuni alam ini (warga bumi) terutama warga Indonesia seolah menutup kuping rapat-rapat. Bencana alam, cuaca buruk tak menentu sudah sangat terasa tapi tetap saja kebanyakan warga tanah air kita tercinta ini hanya diam saja.
Earth Hour, hanya satu jam MEMADAMKAN LAMPU untuk menyelamatkan bumi yang memang sudah 'porak poranda'.
Apa saja yang bakal kita dapatkan bila penduduk khususnya kota Jakarta bersigap mengatasi pemanasan global ini?
300MW (cukup untuk mengistirahatkan 1 pembangkit listrik dan menyalakan 900 desa)
Mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp 200 juta
Mengurangi emisi sekitar 284 ton CO2
Menyelamatkan lebih dari 284 pohon
Menghasilkan O2 untuk lebih dari 568 orang
Bayangkan bila semua warga Jakarta sadar hanya satu jam saja mematikan lampu!
Kenyataannya...

Tetap saja terang benderang.
Tetap saja semua kurang peduli...
Mahasiswa yang katanya terpelajar pun hanya beberapa melaksanakan aksi 'menyelamatkan bumi' ini... bahkan ada yang menganggap remeh aksi kepedulian akan bumi ini.
Gila! Bagaimana jika beberapa tahun mendatang, dimana bumi semakin rusak parah, dan matahari benar-benar padam, dunia gelap gulita. Bukankah sudah terlambat!

Saya tak hanya sekedar berkritik ataupun beropini.
Jika saja pemerintah lebih menggalakan Earth Hour bukan melalui media massa seperti televisi atau radio saja, tetapi juga pendekatan langsung. Seperti pendekatan langsung melalui Rukun Tetangga, dan kemudian para ketua Rukun Tetangga di Jakarta menghimbau warganya dengan datang langsung ke rumah-rumah untuk berpartisipasi aksi Earth Hour ini.
Bukankah seperti itu lebih baik mengingat rata-rata penduduk Indonesia khususnya warga Jakarta lebih respect apabila diingatkan secara langsung seperti itu.
Oke saya tahu kalau beberapa tempat seperti Monas, Bundaran Hotel Indonesia, sepanjang jl MH Thamrin sampai Sudirman memang melakukan aksi Earth Hour ini. Tapi sebagian besar kota Jakarta ditempati oleh rumah hunian, dan kebanyakan kurang peduli.

Ini Earth Hour pertama di Indonesia yang dimulai di kota Jakarta. Semoga saja warga di kota lainnya lebih peduli dari warga kota Jakarta.
Dan berharap Earth Hour berikutnya lebih banyak lagi warga yang peduli akan bumi, disertai penggalakan dari Pemerintah.

.We must love our Earth.